A. Jenis Kain
Berdasarkan Bahan Baku
a. Animal Textiles
(bahan baku dari binatang)
Berasal dari rambut
atau bulu dan serat kulit binatang. Contohnya kain wool dan kain sutera. Kain
wool umumnya berasal dari bulu domba namun bisa juga dari bulu ilama, unta dan
alpaca. Kain ini berharga mahal dan semakin sering dicuci akan semakin halus
tetapi namun menggunakan detergen khusus seperti shampo. Kain wool berat dan
tebal sehingga cocok untuk daerah sejuk hingga dingin. Biasanya kain wool
dijadikan jaket, mantel, selimut, dan jubah tradisional. Kain sutera berasal
dari serat kepompong ulat sutera. Kain sutera sangat halus dan berkilau
sehingga terlihat mewah, dan berharga mahal. Biasanya digunakan untuk menjadi
aneka busana kelas atas.
b. Plant Textiles
(bahan baku dari tumbuhan)
Berasal dari akar,
kulit pohon, daun, dan buah tumbuhan. Contoh tumbuhan yang biasa diolah menjadi
kain yaitu kapas, kapuk, rami, pandan, bambu, kelapa, pisang, nanas, dan aneka
rumput – rumputan. Kain yang berasal dari kapas disebut katun ( cotton ).
Selain katun, kain mori dan drill juga berasal dari serat kapas yang ditenun,
dari serat nanas disebut pina, dari serat pohon linen disebut linen, dll.
Untuk kain yang
berbahan dasar cotton atau kapas dibagi menjadi dua:
1. Cotton combed
1. Cotton combed
• Serat benang lebih
halus.
• Hasil rajutan dan
penampilan lebih rata.
2. Cotton carded
• Serat benang kurang
halus.
• Hasil rajutan dan
penampilan bahan kurang rata.
Karakteristik dari
cotton combed ataupun carded adalah:
·
Bahan terasa
dingin dan sedikit kaku
·
Mudah kusut
·
Mudah menyerap
keringat
·
Pakaian / kain
akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
·
Rentan terhadap
jamur
·
Apabila dibakar
baunya seperti kertas terbakar, hasil pembakarannya akan menjadi abu dan
jalannya api lambat.
c. Mineral Textiles
(bahan baku dari bahan tambang)
Berasal dari bahan
tambang seperti asbes, basalt, besi, perak, serat gelas, dan emas. Umumnya saat
diolah menjadi kain dibentuk dulu menjadi serat atau lembaran. Tujuan penggunaan
bahan tambang sebagai kain karena alasan khusus seperti kekuatan dan kemewahan.
Kain dari asbes dinamakan vinyl.
d. Synthetic Textiles
(bahan baku dari bahan buatan / kimia / sintetis)
1. Aramid
Aramid banyak digunakan
untuk baju pemadam kebakaran, pembalap mobil dan motor. Aramid termasuk jenis
nylon seperti Nomex, Kevlar dan Tawron adalah bahan yang sangat tahan api,
tahan suhu tinggi, terbakar pada suhu 53oC.
2. Acrylic
Acrylic dikenal dengan
nama dagang Acrilian, Cashmilon, Orlon, Vonnel, Wolacryl, dan lainnya.
Sedangkan modakrilat nama dagang Acrilan, Courtelle, Cresian, Dynel, Orlon,
Redon dan lainnya.
Secara umum sifatnya mirip dengan wol. Kain dan garmen dari acrylic mempunyai pegangan yang lembut, rua (bulky) ringan dan juga isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun tidak membuat gatal di kulit. Kekurangan dari bahan ini adalah kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya.
Secara umum sifatnya mirip dengan wol. Kain dan garmen dari acrylic mempunyai pegangan yang lembut, rua (bulky) ringan dan juga isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun tidak membuat gatal di kulit. Kekurangan dari bahan ini adalah kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya.
Pencuciannya dapat
digunakan dengan sabun biasa dan tahan terhadap pencucian kimia dry cleaning
dan pelarut organic lainnya. Acrylic sangat peka terhadap panas karena
menyebabkan bahan terdistorsi, oleh karena itu penyetrikaan hanya dilakukan
dengan setrika hangat.
3. CDP
Singkatan dari cationic
dyeable polyester, yaitu jenis serat sintetik yang merupakan modifikasi dari
serat polyester sehingga dapat dicelup dengan zat warna basa dan zat warna
disperse.
4. Polyester
Dikenal dengan nama
dagang Terylene, Dacron, Trivera, Tetoron. Kekuatan, elastisitas yang baik dari
serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap
lekukan atau kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Kekurangan
dari kain polyester adalah daya serap lembabnya rendah dan kekakuan yang tinggi
sehingga kenyamanan berkurang.
Pewarnaan polyester
dilakukan dengan menggunakan zar warna disperse yang kaya warna dan mempunyai
ketahanan luntur warna yang sangat baik terhadap pencucian, gosokan dan sinar.
Kain polyester tahan terhadap pelarut organic dan pencucian kimia / dry cleaning, serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur.
Kain polyester tahan terhadap pelarut organic dan pencucian kimia / dry cleaning, serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur.
5. Polymide /Nylon
Dikenal juga sebagai
perlon, caprolan dan amilan, trilobal atau antron, rislan, nomex dan lainnya.
Pada umumnya serat sintetik ini merupakan isolator yang baik dan dapat
menimbulkan sifat listrik static. Sifat kekuatan dan elastisitas serta
ketahanan sangat baik, tahanan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga.
Kekurangan dari kain nilon adalah daya serap lembab yang rendah. Nilon dapat dicuci dengan sabun alkali dan tahan terhadap pencucian kimia / dry cleaning. Bahan nilon tidak tahan panas tinggi, pada suhu setrika 180oC nilon mulai lengket dan rusak pada suhu 230oC dan meleleh pada suhu 250oC.
Kekurangan dari kain nilon adalah daya serap lembab yang rendah. Nilon dapat dicuci dengan sabun alkali dan tahan terhadap pencucian kimia / dry cleaning. Bahan nilon tidak tahan panas tinggi, pada suhu setrika 180oC nilon mulai lengket dan rusak pada suhu 230oC dan meleleh pada suhu 250oC.
Nylon dapat dicelup
dengan zat warna asam dan kompleks logam, terhadap zat warna lain seperti
basa,direk, belerang, tetapi ketahanan cuci dan sinar jelek.
6. Spandex
Lebih dikenal dengan
nama Lycra yang merupakan trade mark dari Du Pont. Mempunyai sifat elastisitas
yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah
jenis serat sintetis yang terkenal memiliki elastisitas lebih baik dari rubber.
Kain spandex bisa mencapai tingkat elastisitas dengan tarikan sampai 500%.
e. Serat Semi Sintetis
1. Modal
Modal atau polynosic
dikenal dengan nama Avril, Hightel, Vincel, Zantrel dan lainnya adalah selulosa
yang diregenerasi, sejenis rayon viskosa dengan derajat polimerisasi yang lebih
tinggi dan memiliki struktur mikro fibril dengan panjang rantai molekul dua
kali lipat dari rayon, kekuatan lebih tinggi tetapi mulur serta moisture regain
lebih rendah.
Modal dpat dicuci
dengan sabun atau detergen dan pelarut organic dan pencucian kimia /
dry-cleaning dan disetrika dengan suhu sedang, dengan pemanasan seperti ni
kekusutan dapat dihilangkan, adanya uap dalam penyetrikaan memudahkan kain
untuk menjadi licin dan terlihat berkilau
2. Rayon Viscosa
2. Rayon Viscosa
Rayon viscose adalah
serat semi sintetik yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang mempunyai
kadar selulosa tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat
baik pada berbagai kondisi
3. Rayon Acetat
3. Rayon Acetat
Termasuk dalam serat
semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk
memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yag
buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini
banyak digunakan sebagai kain pelapis
Pencucian dapat dilakukan dengan sabu alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangat dan tidak langsung. Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab
Pencucian dapat dilakukan dengan sabu alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangat dan tidak langsung. Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab
f. Blending / Campuran
Serat
Seringkali untuk
memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka
dilakukan blending / campuran serat misalnya T/C 65/35 ( campuran polyester
cotton), T/R 65/35 (campuran polyester rayon), CVC ( campuran polyester cotton
50/50), cotton / lycra (97/3) dll
1. TC (Teterton Cotton
) / Polyester – Cotton
Jenis bahan ini adalah
campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan
Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC
biasanya di buat untuk sprei, hem, celana.
Karakteristik: Lebih
tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-ulang
dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya
harus dengan bahan kimia tertentu.
2. CVC ( Cotton Viscose)
Jenis bahan ini adalah
campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini
adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis
bahan ini juga bersifat menyerap keringat.
3. Denim
Denim adalah bahan dari
pdoduk yang sring kita sebut jeans. Denim sendiri awalnya merupakan campuran
dari bahan wool, silky dan cotton.
B. Jenis Kain
Berdasarkan Pembuatannya
a. Woven/Weaving/Tenun
Kain yang dibuat dari
hasil penyilangan dua benang dengan cara ditenun. Bahan woven cirinya tidak
dapat ditarik dan sering disebut kain tenun.
b. Knit/Rajut
Kain yang dibuat dari
jeratan – jeratan benang, sering disebut kain rajut. Cirinya kain ini elastis
dan dapat ditarik. Contoh kain rajut : single jersey, rib, jersey, interlock,
tricot dll.
Dari berbagai
sumber
No comments:
Post a Comment